Profil Desa Ngargosari
Ketahui informasi secara rinci Desa Ngargosari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Ngargosari, Loano, Purworejo. Mengungkap potensi ekonomi dari pertanian padi, peternakan kambing etawa, dan industri gula kelapa. Simak data demografi, geliat UMKM, serta kearifan lokal desa agraris nan asri ini.
- 
                
                
Pertanian Terpadu Sawah dan Kebun
Perekonomian desa ditopang oleh sistem pertanian terpadu yang kuat, menggabungkan produktivitas padi sawah di lahan datar dengan hasil perkebunan kelapa dan palawija di lahan perbukitan.
 - 
                
                
Sentra Peternakan Kambing Etawa
Sektor peternakan kambing Peranakan Etawa (PE) menjadi pilar ekonomi kedua yang sangat vital, berfungsi sebagai tabungan hidup dan sumber pendapatan penting bagi mayoritas keluarga.
 - 
                
                
Industri Gula Kelapa Tradisional
Desa ini menjadi salah satu pusat produksi gula kelapa (gula merah) tradisional, di mana industri rumahan ini menyediakan sumber pendapatan harian yang konsisten bagi puluhan keluarga perajin.
 
Desa Ngargosari, sebuah desa asri yang terletak di Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, menampilkan wajah desa agraris yang tangguh dengan model ekonomi yang terdiversifikasi dan berkelanjutan. Berada di wilayah dengan topografi yang bervariasi, dari lembah subur hingga perbukitan landai, masyarakat Ngargosari berhasil membangun kemandiriannya di atas tiga pilar utama: pertanian padi sawah, peternakan kambing Peranakan Etawa (PE) yang terus berkembang dan industri rumahan gula kelapa yang melegenda. Sinergi antara ketiganya menciptakan sebuah ekosistem ekonomi yang stabil dan menyejahterakan, menjadikan Ngargosari sebagai contoh desa yang produktif dan berdaya.
Geografi dan Demografi
Secara geografis, Desa Ngargosari memiliki kontur tanah yang beragam. Di bagian yang lebih rendah, terhampar lahan persawahan yang subur dan mendapatkan pasokan air dari jaringan irigasi. Sementara di bagian yang lebih tinggi, lahannya berupa perbukitan landai yang dimanfaatkan sebagai tegalan atau perkebunan rakyat. Menurut data resmi dari pemerintah kecamatan, luas wilayah Desa Ngargosari yaitu sekitar 2,55 kilometer persegi.Adapun batas-batas administratif Desa Ngargosari ialah:
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kalisemo
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mudalrejo
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Trirejo
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kalisemo
Berdasarkan data kependudukan terakhir yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo, Desa Ngargosari dihuni oleh 2.950 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, maka tingkat kepadatan penduduknya terbilang cukup tinggi, yakni sekitar 1.157 jiwa per kilometer persegi. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, peternak, dan perajin gula kelapa, yang membentuk sebuah rantai ekonomi lokal yang kuat.
Tata Kelola Pemerintahan Desa
Pemerintahan Desa Ngargosari, yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya, menjalankan fungsi administrasi dan pembangunan dengan pendekatan partisipatif yang berfokus pada penguatan potensi lokal. Program pembangunan desa yang dibiayai melalui APBDes diarahkan untuk mendukung pilar-pilar ekonomi desa. Hal ini diwujudkan melalui pemeliharaan saluran irigasi untuk sawah, perbaikan jalan usaha tani untuk akses ke kebun, serta pembinaan rutin bagi kelompok ternak dan perajin gula.Kepala Desa Ngargosari menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ekonomi desa. "Kami bersyukur memiliki potensi yang beragam. Ada sawah untuk ketahanan pangan, ada ternak untuk tabungan, dan ada gula kelapa untuk pendapatan harian. Tugas pemerintah desa adalah memastikan semua sektor ini bisa terus berjalan dan berkembang secara sinergis," ujarnya. Pemerintah desa juga aktif menjalin kemitraan dengan pihak ketiga, seperti lembaga penyuluhan dan universitas, untuk membawa inovasi dan pengetahuan baru kepada masyarakat.
Potensi Ekonomi Utama: Pertanian, Peternakan, dan Gula Kelapa
Perekonomian Desa Ngargosari berdiri kokoh di atas tiga pilar yang saling menopang. Pilar pertama ialah pertanian padi sawah. Lahan sawah yang subur di bagian lembah menjadi lumbung pangan bagi desa. Dengan sistem irigasi yang cukup baik, para petani mampu menanam padi dua hingga tiga kali dalam setahun, memastikan pasokan pangan yang stabil.Pilar kedua yang sangat vital dan menjadi ciri khas desa agraris di Loano ialah peternakan kambing Peranakan Etawa (PE). Hampir setiap keluarga di Ngargosari memiliki beberapa ekor kambing yang dipelihara di pekarangan. Kambing etawa tidak hanya diambil dagingnya, tetapi juga diperjualbelikan sebagai bibit unggul dan kambing kontes. Sektor ini berfungsi sebagai aset atau `tabungan hidup` yang likuid bagi warga.Pilar ketiga yang menjadi sumber pendapatan harian konsisten ialah industri rumahan gula kelapa. Pohon kelapa tumbuh melimpah di lahan-lahan tegalan. Setiap hari, para pria penderes memanjat pohon untuk menyadap nira, yang kemudian diolah oleh para wanita di rumah menjadi gula merah cetak. Industri ini, meskipun skalanya rumahan, memiliki perputaran uang harian yang sangat penting bagi ekonomi keluarga.
Geliat UMKM dan Inovasi
Selain tiga pilar utama tersebut, geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lainnya mulai menunjukkan potensinya. Beberapa perajin gula kelapa, terutama dari generasi yang lebih muda, mulai berinovasi dengan membuat produk turunan seperti gula semut (gula kristal). Produk ini memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan pasar yang lebih luas, termasuk pasar modern dan konsumen yang peduli kesehatan.Di sektor peternakan, mulai ada rintisan usaha pengolahan susu kambing dalam skala yang sangat kecil. Potensi untuk mengembangkan produk olahan seperti sabun susu, permen, atau yogurt sangat terbuka, namun masih membutuhkan pendampingan teknis dan pemasaran.Seorang perajin gula semut muda menuturkan, "Kami melihat peluang bahwa gula semut lebih diminati pasar luar. Prosesnya memang lebih lama, tapi harganya jauh lebih baik. Kami sedang belajar cara pengemasan yang baik dan menjualnya lewat media sosial."
Kehidupan Sosial dan Budaya
Masyarakat Desa Ngargosari hidup dalam tatanan sosial yang komunal dan harmonis. Semangat gotong royong, yang dikenal dengan istilah sambatan atau gugur gunung, masih menjadi landasan utama dalam kehidupan bermasyarakat. Tradisi ini terlihat jelas saat ada warga yang membangun rumah, menyelenggarakan hajatan, atau saat kerja bakti membersihkan fasilitas umum.Kegiatan keagamaan yang berpusat di masjid dan musala menjadi sarana penting untuk mempererat tali silaturahmi. Selain itu, kelompok-kelompok sosial seperti kelompok tani, kelompok ternak, dan karang taruna menjadi wadah bagi warga untuk berinteraksi dan bertukar pikiran.Infrastruktur di Desa Ngargosari tergolong baik. Akses jalan utama sudah beraspal, dan jalan-jalan lingkungan sebagian besar sudah diperkeras. Jaringan listrik dan air bersih telah menjangkau seluruh wilayah. Fasilitas umum seperti sekolah dasar dan posyandu juga tersedia dan aktif melayani masyarakat.
Prospek dan Tantangan Masa Depan
Desa Ngargosari memiliki prospek yang sangat cerah untuk menjadi desa agropreneur yang mandiri. Peluang terbesar terletak pada peningkatan nilai tambah dari tiga pilar ekonominya. Branding dan sertifikasi untuk produk gula semut dapat membawanya ke pasar ekspor. Pengembangan pusat pembibitan kambing etawa unggul dapat menjadikan Ngargosari sebagai desa rujukan. Sementara itu, penerapan teknologi pertanian dapat meningkatkan produktivitas padi.Namun beberapa tantangan perlu diwaspadai. Di sektor pertanian, regenerasi petani menjadi isu klasik yang harus disikapi. Di sektor peternakan, stabilitas harga pakan dan pencegahan penyakit ternak menjadi kunci. Untuk industri gula kelapa, persaingan dengan gula rafinasi dan tantangan untuk menjaga konsistensi kualitas menjadi pekerjaan rumah yang harus terus dilakukan.Dengan fondasi ekonomi yang terdiversifikasi, sumber daya manusia yang ulet, dan semangat komunal yang kuat, Desa Ngargosari memiliki semua modal untuk terus tumbuh dan berkembang. Desa ini adalah bukti nyata bahwa kearifan lokal dalam mengelola beragam potensi dapat menciptakan ekosistem pedesaan yang tangguh dan sejahtera.
            